Tuesday, June 5, 2012

MERELY THINKING V


AKU menarik nafas panjang. Kemudian melepaskan secara perlahan. Mencoba melegakan hati dan pikiran. Ternyata tidak sia-sia. Walau hanya sekejap, tetapi sangat berarti.
Aku pun kembali mengetuk pintu lebih keras.
Namun,

tetap saja tertutup rapat.

Tidak mungkin berpaling. Jalan untuk menuju pintu itu, memerlukan waktu cukup lama. Selain itu, berbagai situasi sulit dalam perjalanan akhirnya terlewati. Tidak ada jeda lagi, untuk membalikkan badan. Aku tetap berdiri di depan pintu yang terbuat dari kayu keras itu.

Hujan pun turun dengan lebat diselingi suara gemuruh. Membuat suasana sore semakin mencekam. Aku mencoba menahan amarah yang mulai menggetarkan seluruh tubuh.
Sungguh, sudah tidak tertahankan lagi.
Perlahan, senja beranjak pergi.

Pintu ini satu-satunya tempat aku berlari. Mencoba bersembunyi dari dusta yang ada. Semua manusia berdusta. Baik terhadap hatinya sendiri, maupun kepada manusia yang lain. Aku muak dan hendak menghindar. Pintu itu yang akan memberikan perlindungan. Dia pernah memberikan kehangatan. Dia pernah berjanji untuk menerangi ragam dusta.

Pada saat itu, aku menampiknya. Keangkuhan benar-benar menggenggam erat dan selalu membayangi.
Jangankan untuk diketuk. Aku juga tidak pernah menghampiri pintu yang ternyata selalu menanti.
Apalagi, dia sudah menyiapkan secangkir kopi dan menyediakan asbak.

Setelah sekian lama berdiri tegak dalam profesi ini, terlalu banyak dusta yang menunjukkan eksistensinya.
Mereka penipu, pembohong, pencuri, dan perampok.
Dusta itu dikemas dalam sebuah keindahan, membuai.
Perlahan ketika dusta itu mulai luntur, aku teringat kepada pintu yang kini aku berdiri di depannya.

Hujan belum juga reda. Suasana di sekitarnya berubah gelap. Karena tidak kuasa menahan amarah, akhirnya aku menangis. Duduk, dan menatap pintu yang tetap kokoh tidak bergerak. Sempat terbesit untuk mendobraknya.
Namun, lekukan ukiran yang menghiasi pintu itu terlalu indah untuk dirusak.

Pintu, terbukalah dan biarkan aku masuk.

No comments:

Post a Comment